Menurut Ries (2011) start up artinya merujuk pada perusahaan rintisan yang dirancang untuk menciptakan produk atau layanan jasa di tengah ketidakpastian yang ekstrim.
Bekerja di perusahaan start up kini menjadi lapangan kerja yang paling digandrungi oleh anak muda. Hal itu, karena dinilai sangat cocok dengan gaya anak milenial saat ini. Namun, tidak semua orang cocok bekerja di perusahaan rintisan ini, karena berbagai macam alasan yang berbeda-beda.
Baca Juga: Cuma Ada Satu! Ini Jurusan Langka di Indonesia
Sebelum kamu memutuskan untuk bekerja di perusahaan start up, lebih baik perhatikan hal-hal berikut ini. Yuk, simak bersama!
Daftar Isi
Terbiasa Bekerja Secara Multifungsi
Sebagai perusahaan baru yang sedang dalam tahap merintis dan memperoleh keuntungan, kamu akan dituntut untuk dapat mengerjakan atau memikirkan banyak hal. Jika sebelumnya kamu bekerja sesuai dengan passion kamu namun, bekerja di start up kamu akan merasakan keluar dari zona kebiasaan kamu.
Startup identik dengan perubahan yang sangat cepat, baik dari segi strategi pasar, produk sampai keluar masuk karyawan. Jika kamu menemukan karyawan yang mengerjakan pekerjaan di luar jobdesc-nya, maka itu hal biasa di start up. Jadi, bersiaplah untuk mengerjakan hal-hal yang baru!
Bekerja dengan Lingkup yang Lebih Kecil
Start up sendiri biasanya memiliki jumlah karyawan yang lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan besar lainnya. Mungkin saja kamu bekerja dengan kelompok orang yang hanya terdiri tidak lebih dari 25 orang.
Oleh karena sedikitnya jumlah karyawan dalam start up tentu kamu akan memiliki tanggung jawab dalam pekerjaan yang lebih banyak.
Biasanya, lingkungan kerja terasa asyik karena hierarki perusahaan tidak terasa. Kesan bos dan manajer yang tinggi derajatnya di perusahaan corporate tidak akan nampak di perusahaan start up.
Di perusahaan start up, kamu bahkan bisa seru-seruan dan mengopi bareng sama CEO kamu. Di sini sangat cocok buat kamu yang tidak menyukai hierarki dalam perusahaan.
Baca Juga: Tertarik jadi Data Scientist? Pastikan Kamu Punya Skill Ini!
Waktu Kerja Sangat Dinamis
Bekerja di start up, artinya kamu harus siap dengan jam kerja dan deadline yang dinamis. Kadang kala ada saatnya waktu kamu luang gak ada kerjaan, tetapi ada kalanya kamu dikejar deadline yang sangat mepet. Enggak jarang, kamu harus begadang dan bahkan menginap di kantor.
Jangankan di hari kerja, bahkan saat libur pun bayang-bayang pekerjaan yang dadakan selalu membayangi, dan mau tak mau mesti siap mengerjakan.
Penuh dengan Ketidakpastian
Start up mempunyai kebiasaan yang berubah-ubah. Tanggung jawab pekerjaan, struktur dan rencana proyek dapat sewaktu-waktu berubah. Hal ini karena memang dituntut harus terbiasa dengan perubahan. Perubahan juga menyangkut dengan target perusahaan itu sendiri.
Bekerja di start up yang baru, penuh dengan ketidakpastian. Sebelum sebuah startup dapat revenue yang besar dari produknya, perusahaan rintisan cenderung bergantung pada investor.
Karyawan bisa tiba-tiba di-cut-off dan tidak diperpanjang kontraknya ketika perusahaan tidak bisa lagi menggaji karyawan tersebut. Jadi, jika kamu tidak siap dengan PHK yang tiba-tiba, kamu harus berpikir ulang untuk berkarier di start up.
Itu dia hal-hal yang harus kamu pertimbangkan sebelum memutuskan untuk bekerja di starup. Berkarier di sebuah perusahaan start up tidak sepenuhnya asyik dan seru.
Ada juga risiko-risiko yang mesti kita perhitungkan. Start up memang tempat yang tepat untuk menimba pengalaman dan berkembang. Namun, tidak semua orang cocok dengan “gaya” tersebut.
Dan buat kamu yang sedang berkarier di start up, selamat mengarungi petualangan di dunia tersebut. Nikmati tiap prosesnya!
Baca Juga: Ini A-Z yang Perlu Diketahui Jika Ingin Berkarier di Perusahaan Google!
Ingin mengasah kemampuan atau mencari ilmu baru melalui kursus? Edufund memberikan dana pinjaman khusus untuk kamu! Cukup klik gambar di atas atau di sini!
Komentar