Hari Nyepi: Tradisi, Makna, dan Kegiatan selama 24 Jam di Bali

Cover Blog Maret cover copy 5 scaled

Setiap tahunnya ada satu hari ketika umat Hindu khususnya di pulau Bali dan juga Lombok tidak keluar dari rumah selama satu hari dan juga tidak menyalakan lampu dan alat elektronik lainnya. Hal ini dilakukan sebagai sebuah aksi simbolis bahwa manusia bisa menahan hawa nafsu duniawi mereka.

Kegiatan tersebut adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan selama hari suci umat Hindu yang biasa dikenal dengan Hari Raya Nyepi. Hari suci ini di Indonesia, biasanya dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Tahun Baru Saka merupakan tahun baru yang dirayakan oleh masyarakat Bali dan juga Lombok yang sesuai dengan kalender Bali dan digunakan oleh masyarakat sekitar. Nah, berikut adalah asal usul dari Hari Nyepi, simak sampai habis, ya!

Asal Usul Hari Nyepi

beberapa orang yang menggambarkan persiapan menuju hari raya Nyepi
Photo from Freepik

Selanjutnya, asal-usul nyepi ternyata berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau senyap.  Hari raya ini merupakan perayaan dari Tahun Baru Hindu atau Tahun Baru Saka (Caka) yang sudah dilakukan sejak tahun 78 Masehi. Melalui perhitungan pada kalender Caka, 1 tahun itu terdiri dari 12 bulan dan bulan pertama disebut dengan bulan Caitramasa. 

Tetapi, keduanya berbeda. Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi, sedangkan Tahun Baru Masehi yang dimulai setiap tanggal 1 Januari tidak melakukan tradisi itu.Tentunya Hari Raya Nyepi ini memiliki tujuan dan latar belakang. Tujuan utamanya adalah untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan alam manusia dan juga alam semesta.

Asal-usul Hari Raya Nyepi berasal dari cerita yang berada pada kitab suci Weda, yang menceritakan negeri India pada awal abad masehi selalu terdapat konflik dan juga krisis sosial yang berkepanjangan. Pada kitab tersebut diceritakan pertengkaran antara suku-suku bangsa dan perebutan kekuasaan antar suku yang memengaruhi kehidupan beragama Hindu.

Pertengkaran panjang yang terus menerus terjadi menjadikan suku Caka menjadi pemenang, yang berada dibawah pimpinan Raja Kanishka I. Berkat keberhasilan Raja Kanishka I untuk menyatukan bangsa yang porak-poranda tersebut, untuk memperingatinya terciptalah Hari Suci Nyepi. Setelah semua peristiwa tersebut terjadi, kehidupan masyarakat di India mengalami fase baru.

Tujuan dari Hari Raya Nyepi adalah untuk memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan alam manusia (microcosmos) dan alam semesta (macrocosmos).

Persiapan Hari Nyepi

ogoh-ogoh sebuah tradisi dalam Hari Raya Nyepi
Photo from Berita-DIY

Sebelum hari Nyepi, terdapat beberapa hal yang harus disiapkan untuk melakukan Hari Raya Nyepi. Berikut adalah rangkaian persiapan yang dilakukan sebelum Hari Nyepi:

1.Upacara Melasti

Upacara ini dilakukan biasanya dua atau tiga hari sebelum Hari Raya Nyepi. Umat Hindu dari segala sarana persembahyangan yang berada di pura, beramai-ramai menuju laut atau danau. Hal ini karena, laut dan danau adalah sumber air suci untuk menyucikan segala leteh atau kotoran yang berada dalam diri manusia dan juga alam.

Upacara ini dilakukan untuk menyucikan diri dengan tujuan melebur segala kekotoran yang ada pada pikiran, perkataan, hingga perbuatan.

2. Upacara Tawur Kesanga

Satu hari sebelum hari raya, para umat Hindu melaksanakan ritual upacara yang bernama Tawur Kesanga. Tawur sendiri berarti membayar atau juga mengembalikan. Maksudnya adalah mengembalikan sari-sari dari alam yang sudah digunakan oleh para manusia. Sari alam tersebut kemudian akan dikembalikan melalui upacara Taqur dan dipersembahkan langsung kepada para Bhuta agar tidak mengganggu manusia. 

Tawur Kesanga atau Pecaruan merupakan kegiatan penyucian dari Bhuta Kala dari segala kotoran yang diharapkan akan sirna. Pada upacara ini, masing-masing rumah mengambil salah satu dari berbagai jenis Caru (sesajian) yang bisa mereka dapatkan menurut kemampuannya. 

Caru tersebut terdiri dari nasi lima warna yang berjumlah 9 paket dilengkapi dengan lauk pauk lainnya, seperti ayam brumbun dan disertai dengan tetabuhan arak. Filosofi Tawur ini sendiri adalah agar kita sebagai manusia selalu mengingat akan posisi dan jati diri kita. Tidak hanya itu, filosofi lainnya adalah agar kita selalu menjaga keseimbangan dengan Tuhan, sesama manusia dan juga alam.

3. Pengrupukan

Jika pernah melihat ogoh-ogoh yang ramai di pinggir jalan (patung-patung besar yang memiliki wajah menyeramkan) di Bali, itu tandanya sedang melakukan upacara yang satu ini, karena, dimulai dengan pawai festival ogoh-ogoh yang diarak di setiap desa.

Upacara yang satu ini dilakukan untuk mengusir Bhuta Kala dengan pawai ogoh-ogoh yang diarak keliling lingkungan. Selain itu, dilakukan penyebar-nyebaran nasi tawur dan mengobori-obori sekitaran rumah, dan juga memukul benda-benda hingga terdengar suara ramai atau gaduh.   

Ogoh-ogoh merupakan sebuah simbolis dari Bhuta Kala dan Bhur Loka yang memberikan gambaran sifat buruk dan juga jahat manusia. Itu mengapa ogoh-ogoh selalu berbentuk menyeramkan, setelah itu, ogoh-ogoh yang diarak akan dibakar sebelum menjelang matahari terbit. Tujuannya adalah untuk mengusir Bhuta Kala dari lingkungan masyarakat.

Pelaksanaan Hari Nyepi

Hari Raya Nyepi dimulai pada pukul 6 pagi hingga 6 pagi di keesokan harinya lagi, jadi, dilaksanakan selama 24 jam. Pada saat Nyepi, terdapat empat pantangan yang wajib yang disebut sebagai Catur Brata dilakukan oleh para umat Hindu, yaitu:

  • Amati Geni: larangan untuk menyalakan api, jadi lampu harus dimatikan dan harus melawan hawa nafsu
  • Amati Karya: larangan untuk melakukan segala kegiatan, para umat Hindu hanya bermeditasi dan melakukan penyucian rohani
  • Amati Lelungan: larangan untuk bepergian, hal ini termasuk untuk tidak memiliki pikiran berkhayal kemana-mana, hanya berdiam diri saja di rumah yang diikuti untuk meditasi dan juga renungan.
  • Amati Lelanguan: larangan untuk menikmati dan segala kesenangan duniawi, berarti tidak makan dan juga minum.

Karena empat tantangan yang wajib dilakukan tersebut, suasana di hari Nyepi seperti mati, tidak ada kegiatan apapun. Setelah merayakan hari Nyepi tersebut, semua orang layaknya memulai halaman baru yang putih bersih. Tahun Baru Saka dimulai dengan suci dan juga bersih. Tentu saja keempat tantangan tersebut merupakan sebuah keharusan bagi umat Hindu untuk memiliki kesiapan untuk mengalami tantangan pada tahun yang baru.

Kegiatan Pasca Hari Nyepi

Sehari setelah pelaksanaan Nyepi, terdapat Ngembak Geni yang jatuh pada tanggal 2 di sasih kedasa (bulan X) yang menandakan berakhirnya Hari Nyepi. Biasanya, umat Hindu melakukan kunjungan-kunjungan ke rumah saudara terdekat dan tetangga untuk bersilaturahmi untuk meminta maafkan kesalahan-kesalahan yang terjadi sebelumnya, ini dinamakan Dharma Shanti. 

Inti dari Dharma Santi adalah memandang bahwa seluruh manusia di muka bumi adalah ciptaan Ida Sanghyang Widi Wasa dan hendaknya saling menyayangi satu dengan yang lain. Itu ditunjukkan dengan memaafkan kesalahan dan kekeliruan, serta hidup dengan rukun dan juga damai. Itu mengapa para tetangga selalu bermaaf-maafan dengan satu dan lainnya.

Makna dan Filosofi Hari Nyepi

Tentunya, hari Nyepi memiliki makna dan juga filosofi tersendiri. Pada Hari Nyepi, umat Hindu memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk melakukan pencucian alam manusia dan seluruh alam sertau seisinya.

Makna tersendiri yang langsung dirasakan oleh umat Hindu adalah ketika Nyepi berarti mereka meninggalkan aktivitas duniawi dan hanya fokus untuk melakukan hubungan spiritual dengan Tuhan, dalam keheningan dan juga bermeditasi. Merayakan Hari Nyepi juga berarti menyucikan diri secara lahir dan batin. 

Makna Nyepi lainnya adalah sebuah hari mendoakan dan keheningan untuk terwujudnya kedamaian. Segala proses yang dilakukan diharapkan akan membuat manusia tumbuh menjadi pribadi yang santun dan toleran, hingga lenyap segala sifat buruk dan kejahatan dalam diri manusia. Percaya bahwa kedamaian akan terwujud jika perilaku manusia di bumi berdasarkan pada pengetahuan suci dharma atau kebenaran.

Banner Blog KTA
Jika kamu butuh dana secara mendesak, langsung aja klik gambar di atas, ya!

Simpulan

Hari Raya Nyepi merupakan hari besar bagi umat Hindu di Indonesia yang pada saat itu memanfaatkan hari tersebut untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. melalui hari besar ini, dapat dipelajari bahwa kunci dari keharmonisan dan keadilan di dunia didapatkan ketika manusia hanya berpikiran baik saja dan juga saling memaafkan.

Pembersihan diri yang dilakukan juga merupakan contoh yang baik dan bisa ditiru oleh manusia pada zaman ini. Membersihkan diri dari segala pikiran-pikiran kotor dan tindakan kotor yang sudah pernah dilakukan agar tidak mengulanginya lagi bisa menjadi praktik yang baik oleh semua manusia terluput dari agama dan suku bangsa.

Artikel Terkait

Gerhana Matahari Hibrida: Pengertian hingga Waktu Terjadinya

Gerhana Matahari Hibrida: Pengertian hingga Waktu Terjadinya

Mungkin fenomena gerhana sudah terdengar sangat familiar di telinga, namun, apakah Gerhana Hibrida itu? Gerhana Hibrida adalah saat ketika bulan berada di antara matahari dan bumi yang kemudian menghalangi cahaya

Ramadan: Arti, Kegiatan, dan Pentingnya Bulan Suci

Ramadan: Arti, Kegiatan, dan Pentingnya Bulan Suci

Bulan Ramadan adalah  bulan yang paling dinanti-nanti oleh umat Islam di seluruh dunia. Bulan kesembilan dalam kalender Islam atau kalender Hijriah ini dikenal sebagai bulan untuk melakukan amalan-amalan baik. Seluruh

Konser BLACKPINK di Jakarta: Pengalaman Tak Terlupakan

Konser BLACKPINK di Jakarta: Pengalaman Tak Terlupakan

Siapa yang tak kenal dengan BLACKPINK? girlband populer yang berasal dari Korea Selatan dan memiliki banyak penggemar di seluruh dunia. Girlband satu ini berada di bawah naungan YG Entertainment, salah

Mengulik Sejarah Hari Pendidikan Internasional

Mengulik Sejarah Hari Pendidikan Internasional

Pendidikan merupakan salah satu aset terpenting yang bisa dipunyai oleh seseorang. Pendidikan juga merupakan sebuah hak yang dimiliki oleh setiap orang di dunia ini, karena semua orang berhak mendapatkan edukasi