Hari Kartini 2024: Menilik Sejarah Perjuangan R. A. Kartini

Hari Kartini

Selamat Hari Kartini! Hari yang diramaikan oleh perempuan-perempuan berbalut kebaya ini mulai diperingati sejak tahun 1964. Tidak hanya sekolah-sekolah saja yang mengadakan lomba bertema Hari Kartini, tetapi juga pekerja kantoran yang berpartisipasi dengan mengenakan pakaian tradisional Indonesia.

Sebagai sosok yang memperjuangkan perubahan bagi perempuan Indonesia, tidak heran kalau hingga saat ini jasanya masih dikenang. Mari simak bagaimana sejarah perjuangan yang dilalui oleh R. A. Kartini dan makna Hari Kartini.

R. A. Kartini: Pelopor Gerakan Feminisme hingga Peringatan Hari Kartini 

Bagian ini akan membahas mengenai sejarah perjuangan R. A. Kartini yang ia lakukan selama hidupnya, dimulai pada 21 April 1879, hari di mana ia dilahirkan di Mayong, Jepara dari pasangan Raden Mas Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah. 

hari kartini
Foto dari Soccamacha

Sumber informasi yang tercantum pada bagian ini dikutip dari artikel CNN Indonesia dan Biography.

Kehidupan Awal R. A. Kartini

Karena dari keluarga bangsawan, nama Kartini pun disematkan gelar Raden Ajeng (RA). Sebagai anak ke-5 dari 11 bersaudara, Kartini memiliki hubungan dekat dengan saudaranya, Raden Ajeng Kardinah dan Raden Ajeng Roekmini.

Dengan keistimewaan yang ia miliki, Kartini mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu di sebuah Sekolah Dasar Eropa/Europeesche Lagere School (ELS),  pada usia 6 tahun. Dari sini, ia dikenalkan pada gagasan negara Barat.

Kemahiran Kartini dalam menggunakan bahasa Belanda menarik perhatian orang Eropa dan membuat pengetahuannya bertumbuh seiring waktu. Ia pun mampu memahami pemikiran Pundita Rumambai, seorang pejuang asal India.

Baca juga: Hari Perempuan Internasional: Saatnya Wujudkan Kesetaraan!

Sebagai anak yang aktif, sampai diberikan gelar Trinil oleh ayah dan kakaknya, Kartini tidak hanya dapat bergaul dengan pribumi namun juga orang dewasa dari Belanda. Kartini pun turut bersahabat dengan anak dari kepala sekolah, Letsy Detmar.

Kartini juga belajar menjahit dari dari istri asisten residen Jepara, Nyonya Marie Ovink-Soer. Ovink-Soer juga berperan dalam menanamkan pemahaman Kartini mengenai feminisme yang akhirnya memulai pergerakan aktivisme dirinya di kemudian hari.

Ketika menginjak usia remaja, Kartini terpaksa meninggalkan sekolah Belanda karena terikat dengan tradisi Jawa yang memaksanya menjalani pingitan. Padahal, ia belum genap berusia 13 tahun. Keinginan Kartini untuk meneruskan pendidikan ke HBS Semarang pun pupus karena ditolak sang ayah.

Awal Mula Gerakan Feminisme R. A. Kartini

Kartini yang menderita karena dipingit pun bertukar pesan dengan Ovink-Soer dan rekan Belandanya dulu, mengeluh tentang ketidaksetaraan gender yang lahir dari tradisi Jawa seperti kawin paksa pada anak yang belum cukup usia, menyebabkan pihak perempuan tidak bisa mendapatkan pendidikan.

Selama menjalani pingitan, Kartini membaca buku tanpa henti untuk mengalihkan kesedihannya. Ayah dan kakaknya menjadi orang yang memenuhi kebutuhan Kartini akan buku bacaan.

Selepas R. A. Soelastri, kakak perempuan tertua Kartini, menikah, Kartini menempati posisinya di rumah tersebut. Kemudian, Roekmini dan Kardinah menjalani pingitan.

hari kartini
Foto dari Leiden University Libraries

Selama Kartini menghabiskan waktu bersama kedua saudaranya, ia memanfaatkan waktu untuk mengubah tradisi feodal. Kartini menanamkan gagasan feminisme kepada dua saudaranya dan keduanya sepakat bahwa kemajuan dalam masyarakat akan tercapai apabila perempuan juga maju.

Meskipun Sosroningrat adalah keluarga bangsawan, ia sebagai ayah berakhir membebaskan anak-anak perempuannya dari tradisi pingitan. Kartini mulai menyebarkan ke masyarakat mengenai permasalahan yang dihadapi kaum perempuan.

Baca juga: Kenapa Cewek Mandang Fisik? Emangnya Cuma Cewek?

Terlepas dari kebebasannya dari masa pingitan, Kartini tidak dapat melanjutkan pendidikannya karena kendala biaya. Ia berusaha mencari beasiswa, namun, tidak diizinkan oleh orang tuanya.

Perjuangan R. A. Kartini Dimulai

Pemikiran progresif Kartini menarik perhatian pemerintah Hindia Belanda. J.H. Abendanon berniat mendirikan kostschool untuk gadis bangsawan, mengingat perempuan tidak memiliki akses pada pendidikan dan kedudukannya rendah di masyarakat. Wacana ini berniat untuk memberdayakan perempuan.

Kartini diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan guru. Masukan ini direstui oleh Sosroningrat, namun, sebagian besar bupati karena dianggap tidak sesuai dengan peraturan bangsawan yang berlaku, yakni anak perempuan menempuh pendidikan di luar.

Meski begitu, Kartini tidak berkecil hati dan tetap berjuang. Van Kol membantu Kartini agar dapat belajar di Belanda dengan bantuan biaya dari pemerintah. Untungnya, kedua orang tua Kartini memberikan izin. Terlepas dari dukungan orang tuanya, banyak orang yang ingin menggagalkan cita-cita Kartini, salah satunya Abendanon.

download 3
download 3

Abendanon menyarankan agar Kartini belajar di Batavia. Kartini dan Roekmini akhirnya membuka sekolah untuk anak-anak perempuan pada tahun 1903. Kegiatan ini dilaksanakan di pendopo kabupaten. Semuanya diatur oleh Kartini, tidak melibatkan pengaruh pemerintah.

Pernikahan R. A. Kartini

Bupati Rembang Raden Adipati Djojo Adiningrat melamar Kartini. Sosroningrat yang mengetahui ini pun bahagia. Tetapi, ia membiarkan anak perempuannya untuk membuat keputusan sendiri. Kartini yang ingin membahagiakan orang tuanya pun menerima lamaran tersebut dengan berat hati.

Sebagai syarat karena Kartini telah menerima lamaran tersebut, ia membuat kesepakatan dengan calon suaminya bahwa Kartini harus dibolehkan untuk membuka sekolah dan mengajar anak perempuan bangsawan di Rembang dan, sebagai bupati, Raden Adipati Djojo Adiningrat juga harus mendukung pemikiran dan cita-cita Kartini.

Baca juga: Hari Keuangan Nasional: Kesejahteraan untuk Financial Freedom!

Saat menikah, Kartini sudah berumur 24 tahun dan dianggap sudah terlalu tua berdasarkan tradisi di Jawa. suaminya sendiri lebih tua 26 tahun dan sudah mempunyai 3 istri dan 12 anak.

Kartini gagal untuk meneruskan pendidikan di Batavia. Begitu pula Roekmini. Kesempatan Kartini pun diberikan pada seorang anak asal Riau, Salim, yang berniat sekola di HBS Batavia.

Wafatnya R. A. Kartini

hari kartini
Foto dari Leiden University Libraries

Kartini meninggal di usia 25 tahun pada 17 September 1904 di Rembang akibat komplikasi pada saat melahirkan anak pertamanya. Tujuh tahun setelah kematiannya, Abendanon menerbitkan buku berisi surat Kartini dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Penetapan Tanggal 21 April sebagai Hari Kartini

Setiap tahun sejak 2 Mei 1964, masyarakat Indonesia memperingati Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April. Hal ini dimulai karena adanya Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964 yang memberikan penghargaan pada R. A. Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Makna Hari Kartini

Dengan pendidikan Barat yang ia terima, Kartini mempunyai pola pikir yang progresif dibandingkan dengan kebanyakan perempuan di Indonesia, serta kesempatan dan keberanian yang mendorongnya untuk membawa perubahan nyata.

Jerih payah Kartini memberikan jalan pada seluruh perempuan Indonesia pada masanya untuk berkembang menjadi lebih mandiri, mempunyai kebebasan, meningkatkan kualitas hidup, dan, yang terpenting, menjadi sosok yang berpendidikan.

Keberhasilan Kartini membebaskan perempuan dari belenggu ekspektasi gender tradisional yang memenjarakan mereka pada pekerjaan domestik dapat dirasakan oleh banyak perempuan pada masa kini. Meski begitu, praktik ini tentunya masih belum sempurna karena banyak pihak yang berpegang pada budaya patriarki.

Baca juga: 4 Contoh Biografi Singkat Pahlawan Nasional

Namun, apakah kita boleh menelan keyakinan Kartini secara mentah-mentah? Kartini mendewa-dewakan liberalisme Barat dan menganggap bahwa dunia Barat adalah “terang”, sedangkan negerinya adalah “gelap”.

Pemahaman yang ditawarkan Kartini pada perempuan di zamannya memang sangat menjanjikan untuk memenuhi fantasi perempuan modern. Kalau dikaitkan dengan ide feminisme abad ke-21, mungkin istilah girlboss dapat disematkan ke perempuan yang berhasil menjadi CEO muda.

Sosok yang diperingati dalam Hari Kartini ini memang mempunyai pemikiran yang ahead of her time. Namun, apabila dilihat dari pendekatan feminis interseksional, masalah ketidaksetaraan ini harus dilihat dari konteks yang lebih luas lagi.

Penindasan ini juga disebabkan karena masa kolonialisme yang sedang terjadi di Indonesia dan budaya patriarki yang telah tertanam dalam tradisi Indonesia. Banyak pula perempuan Indonesia yang secara finansial tidak mampu untuk melawan penindasan karena tidak semuanya seberuntung R. A. Kartini.

Kenapa Hari Kartini Identik dengan Kebaya?

Lalu, apa hubungan antara Hari Kartini dengan kebaya? Mengapa banyak perempuan yang mengenakan kebaya saat perayaan Hari Kartini?

Berdasarkan artikel Parapuan, Hari Kartini identik dengan kebaya karena R. A. Kartini sering memakai pakaian tradisional ini semasa hidupnya. Bahkan, ada juga model kebaya bernama “Kebaya Kartini”.

Baca juga: Hari Kemerdekaan Indonesia: Sejarah, Makna, dan Perayaan

Jadi, inilah sejarah singkat mengenai kehidupan R. A. Kartini dan makna Hari Kartini yang perlu diketahui. Apakah Anda juga merayakan Hari Kartini menggunakan pakaian tradisional Indonesia?

hari kartini
Daftar sekarang!

Temukan artikel menarik lainnya dengan mendaftarkan diri Anda di edufund. Yuk, klik gambar di atas!

Artikel Terkait

Hari Paskah: Sejarah, Tradisi, dan Makna bagi Umat Kristen

Hari Paskah: Sejarah, Tradisi, dan Makna bagi Umat Kristen

Selamat hari Paskah bagi teman-teman yang merayakan! Tahun ini, umat Kristiani merayakan Kebangkitan Yesus pada hari Minggu tanggal 31 Maret. Berdasarkan kitab Perjanjian Baru, Kebangkitan Yesus terjadi tiga hari setelah

Hari Jumat Agung: Apa Makna Penyaliban dan Kematian Yesus?

Hari Jumat Agung: Apa Makna Penyaliban dan Kematian Yesus?

Spesial di tahun 2024, umat Kristiani dan Muslim menjalankan puasa secara berbarengan. Masa puasa dan pantang umat Kristiani berlangsung selama 40 hari dalam rangka menyambut Paskah dan berakhir pada hari

Apa Saja Kewajiban dan Hak Konsumen serta Pelaku Usaha?

Apa Saja Kewajiban dan Hak Konsumen serta Pelaku Usaha?

Setiap tahunnya, Hari Hak Konsumen Sedunia dirayakan pada tanggal 15 Maret. Tujuan dari adanya hari perayaan hak konsumen adalah untuk meningkatkan kesadaran mengenai hak dan kebutuhan konsumen. Di balik terbentuknya

Bagaimana Tradisi Perayaan Hari Raya Nyepi di Indonesia? 

Bagaimana Tradisi Perayaan Hari Raya Nyepi di Indonesia? 

Apakah kamu pernah merasakan suasana Hari Raya Nyepi saat liburan di Bali? Sebagai pulau dengan mayoritas penganut agama Hindu, Hari Raya Nyepi dirayakan dengan khidmat oleh umat Hindu. Tidak seperti