Belakangan ini, tren diet One Meal A Day (OMAD) alias makan sekali sehari sedang ramai dibicarakan. Buat kamu, Edufriends, yang lagi giat mencari cara efektif untuk menurunkan berat badan, mungkin sudah gak asing lagi dengan metode diet yang satu ini. Karena sifatnya yang cukup ekstrem, diet OMAD memunculkan banyak perdebatan pro dan kontra yang justru membuat popularitasnya makin melesat. Yuk, kenalan lebih jauh dengan diet OMAD dan simak tips aman sebelum mencobanya!
Mengenal Diet OMAD
Pernah dengar soal diet OMAD? Singkatan dari One Meal A Day, diet ini cukup ekstrem karena orang yang menjalaninya hanya makan satu kali dalam sehari dan berpuasa selama 23 jam. Kedengarannya gila, ya? Tapi justru karena keunikannya, pola makan ini semakin populer, terutama di media sosial.
Banyak fitness influencer, biohacker, sampai orang-orang yang senang bereksperimen dengan tubuhnya sendiri membagikan pengalaman mereka menjalani OMAD di platform pribadi mereka di media sosial dan memantik banyak perbincangan dari khalayak ramai. Dari cerita mereka, kita bisa melihat transformasi tubuh yang mencolok, cerita tentang energi yang lebih stabil, hingga fokus yang katanya makin tajam. Bagi banyak orang yang ingin mendapatkan hasil cepat dan instan, diet OMAD ini dapat terlihat sebagai jalan pintas untuk menurunkan berat badan dan mendapatkan bentuk tubuh ideal.

Buat kamu yang tertarik untuk mencoba, jangan langsung tergiur! Meskipun terlihat keren dan “terbukti” di media sosial, banyak ahli gizi dan tenaga medis yang masih mempertanyakan keamanan jangka panjangnya. Bukan tanpa alasan, melainkan makan sekali sehari dapat menimbulkan resiko tubuh kekurangan nutrisi dan metabolisme tubuhmu.
Akhirnya, diet OMAD bukan cuma soal makan satu kali sehari, melainkan juga soal bagaimana budaya diet zaman sekarang banyak dipengaruhi oleh konten viral yang belum tentu cocok atau aman buat semua orang. Jadi, supaya lebih bijak, penting banget untuk mengenali kebutuhan tubuhmu sendiri sebelum melakukan diet.
Potensi Manfaat Diet OMAD
Meski diet OMAD menuai banyak pro dan kontra, nyatanya ada beberapa manfaat yang bisa kamu rasakan, selama dijalani dengan cara yang tepat dan tetap memperhatikan kebutuhan tubuh. Salah satu manfaat yang paling terasa adalah turunnya berat badan. Karena kamu cuma makan sekali sehari, otomatis asupan kalori akan jauh berkurang, dan itu bisa membantu proses penurunan berat badan jadi lebih cepat.
Gak cuma itu, diet ini juga dipercaya bisa meningkatkan metabolisme. Artinya, tubuh bisa membakar lebih banyak kalori bahkan saat kamu lagi gak ngapa-ngapain. Buat kamu yang merasa metabolisme tubuhmu melambat atau “tua sebelum waktunya”, OMAD bisa bantu mengembalikan metabolisme ke level yang lebih sesuai dengan usia kamu.
Kalau kamu punya masalah dengan gula darah, terutama penderita diabetes tipe 2, OMAD juga bisa bantu menstabilkan kadar gula. Karena jeda makan yang panjang, tubuh punya waktu untuk menyeimbangkan kadar glukosa tanpa harus “kerja keras” terus-terusan mencerna makanan.
Kabar baik lainnya, kesehatan jantungmu juga bisa ikut membaik. Beberapa penelitian menunjukkan kalau diet seperti OMAD bisa bantu menurunkan tekanan darah, mengurangi kolesterol jahat, dan menurunkan risiko penyakit jantung dalam jangka panjang.
Tapi tentu aja, semua manfaat ini gak datang begitu saja. Kamu tetap harus memastikan bahwa satu kali makanmu cukup bergizi dan memenuhi kebutuhan tubuh. Jangan asal ikut tren, dan kalau bisa, diskusikan dulu dengan ahli gizi atau dokter sebelum mulai, ya. Karena setiap tubuh itu unik, jadi yang cocok buat orang lain, belum tentu cocok buat kamu.
Baca juga: Kesalahan Keuangan di Usia 20-an?
Diet OMAD Berbahaya?
Meskipun diet OMAD kelihatan menjanjikan karena bisa bikin berat badan turun cepat, kamu tetap perlu waspada, karena ada beberapa risiko yang gak bisa diabaikan.
Salah satu yang paling sering terjadi adalah kekurangan nutrisi. Coba bayangin, dalam satu kali makan kamu harus mencukupi semua kebutuhan gizi harian. Gak gampang, kan? Kalau kebutuhan tubuh gak terpenuhi, efeknya bisa muncul dalam bentuk badan lemas, gampang marah, rambut dan kuku rapuh, sampai otot yang melemah.
Selain itu, diet ini juga bisa bikin kamu kehilangan massa otot, apalagi kalau dilakukan terlalu sering. Padahal otot itu penting banget, bukan cuma untuk kekuatan tubuh, tapi juga buat jaga metabolisme dan keseimbangan hormon. Kehilangan otot bisa bikin badan gampang lelah, rentan jatuh, dan kalau dibiarkan, bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan serius di masa depan.
Buat perempuan yang lagi memasuki masa perimenopause atau menopause, OMAD bisa jadi lebih berisiko. Pola puasa panjang seperti ini bisa mengganggu sistem hormon, memicu stres tubuh, dan ujung-ujungnya malah bikin berat badan naik, bukan turun.
Metabolisme tubuh kamu juga bisa melambat karena pola makan ekstrem ini. Awalnya sih berat badan mungkin turun, tapi lama-lama tubuh bisa “beradaptasi” dan mulai menyimpan energi lebih banyak. Akibatnya, kamu jadi lebih sulit menurunkan berat badan di kemudian hari.
Makanya, beberapa ahli menyarankan kalau mau coba OMAD, sebaiknya jangan tiap hari. Lebih baik dijalani secara berkala, misalnya beberapa hari dalam sebulan, supaya tubuh tetap dapat manfaatnya tanpa “kaget” atau kelelahan.
Intinya, selalu kenali kondisi tubuhmu sendiri sebelum ikut tren diet apa pun. Gak semua yang viral cocok untuk semua orang. Dan kalau ragu, konsultasi ke ahli gizi atau dokter adalah langkah paling aman.

Tips Aman Diet OMAD
Masih penasaran pengen coba diet OMAD tapi takut salah langkah? Tenang aja, Edufriends! Diet ekstrem seperti OMAD memang gak boleh dilakukan sembarangan, tapi kalau kamu paham caranya dan mendengarkan sinyal tubuhmu, diet ini bisa dijalani dengan lebih aman dan tetap efektif.
Berikut beberapa tips yang bisa kamu ikuti kalau ingin mencoba OMAD tanpa membahayakan kesehatan:
- Pastikan Makananmu Bergizi Lengkap
Karena kamu cuma makan sekali sehari, penting banget untuk memastikan makanan yang kamu konsumsi mengandung kombinasi yang seimbang antara karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral. Usahakan porsi sayur dan buah cukup, dan hindari makanan olahan berlebihan. - Minum Air yang Cukup
Saat menjalani OMAD, kamu mungkin gak merasa haus karena tidak makan sepanjang hari. Tapi justru karena itu, kamu perlu lebih sadar buat minum air. Tetap jaga tubuh tetap terhidrasi agar metabolisme dan fungsi tubuh lainnya berjalan lancar. - Mulai Secara Bertahap
Gak perlu langsung terjun ke OMAD dalam sehari. Kamu bisa mulai dulu dengan pola intermittent fasting 12:12 atau 16:8, lalu secara bertahap memperpanjang waktu puasa sampai tubuh benar-benar terbiasa. - Perhatikan Sinyal Tubuh
Kalau kamu mulai merasa pusing, lemas berlebihan, atau emosional, bisa jadi tubuhmu gak cocok dengan pola makan ini. Ingat, tujuan diet itu untuk sehat, bukan menyiksa diri. Jangan ragu untuk berhenti atau menyesuaikan pola makanmu sesuai kebutuhan tubuh. - Konsultasi dengan Ahli Gizi atau Dokter
Sebelum benar-benar menjalani diet OMAD, apalagi dalam jangka panjang, ada baiknya kamu konsultasi dulu dengan tenaga profesional. Mereka bisa bantu kamu menentukan apakah OMAD cocok untuk kondisi tubuhmu dan gimana cara menjalankannya dengan benar. - Jangan Lupakan Aktivitas Fisik Ringan
Meski kamu sedang mengatur asupan makan, tubuh tetap butuh bergerak. Lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, atau stretching untuk bantu menjaga massa otot dan mempercepat pembakaran kalori.

Jadi, kalau kamu memang tertarik mencoba OMAD, pastikan kamu gak asal ikut-ikutan tren aja, ya. Lakukan dengan sadar, terarah, dan penuh perhatian terhadap tubuhmu sendiri. Karena cara terbaik untuk menurunkan berat badan tetaplah yang bisa kamu jalani dengan konsisten dan membuatmu merasa sehat, bukan justru melelahkan.
Selain diet yang benar dan ketat dengan nutrisi penuh, kamu juga bisa menambahkan olahraga rutin ke dalam dietmu. Kamu bisa mengikuti beberapa kelas olahraga rutin seperti yoga, pilates reformer, beladiri, serta kelas fitness di tempat gym. Kalau kamu khawatir dengan biayanya, tenang aja Edufund pastinya bisa jadi partner hidup sehatmu dengan EduCash! Yuk mulai hidup sehatmu dengan Edufund!
Komentar