Isra Miraj, diperingati setiap 27 bulan Rajab, adalah momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Secara harfiah, isra mengandung arti perjalanan malam, sedangkan miraj berarti tangga untuk dinaiki.
Isra Miraj adalah perjalanan spiritual yang dilalui Rasulullah SAW pada malam hari dari Masjidil Haram (Mekkah) menuju Masjidil Aqsha (Palestina). Kemudian, perjalanan berlanjut hingga Sidratul Muntaha untuk menemui Allah dan menerima perintah salat lima waktu.
Dalam rangka menyambut Isra Miraj yang jatuh pada 8 Februari di tahun ini, edufund akan membahas tradisi perayaan Isra Miraj di 6 daerah di Indonesia. Yuk, baca sampai habis!
Baca juga: Bacaan Niat Umroh dan Tata Caranya Menurut Sunnah
1. Yasa Peksi Burak
Selama ratusan tahun, Kraton Yogyakarta telah menjaga tradisi Yasa Peksi Burak ketika merayakan Isra Miraj.
Dalam bahasa Indonesia, yasa berarti mengadakan, peksi berarti burung, dan burak adalah buraq; binatang kendaraan Rasulullah SAW saat melakukan Isra Miraj.
Tradisi ini melibatkan dua buraq yang dibuat dari buah dan kulit jeruk bali. Kemudian, gunungan ini akan dibawa oleh abdi dalem menuju Masjid Gede Kauman, menandakan acara sudah mulai.
Ketika pengajian sudah selesai, gunungan buah akan dibagikan kepada jemaah yang hadir.
Baca juga: Arti Hukum Mengucapkan Barakallah Fii Umrik di Hari Ulang Tahun
2. Me’eraji
Provinsi Gorontalo menjalankan tradisi Me’eraji untuk menyambut Isra Miraj. Tradisi ini masuk ketika Islam dikenalkan ke wilayah tersebut.
Tradisi yang merupakan warisan turun-temurun ini adalah proses pembacaan naskah Arab perjalanan Isra Miraj Rasulullah SAW yang ditulis dengan bahasa Gorontalo.
Ada beberapa benda yang perlu disiapkan, di antaranya kemenyan api, bara api, meja kecil dengan alas kain putih, segelas air putih, dan kain putih sebagai penutup kepala. Kemudian, kemenyan akan dibakar. Lalu, imam akan memulai membaca naskah Arab dengan bahasa Gorontalo.
Baca juga: Pengertian Maulid Nabi Muhammad SAW: Sejarah dan Perayaan
3. Ngurisan
Masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat memperingati Isra Miraj dengan mengadakan upacara Ngurisan.
Tradisi ini adalah upacara cukur rambut bayi yang berusia 6 bulan oleh tokoh agama atau tokoh masyarakat. Berdasarkan kepercayaan setempat, Ngurisan diyakini dapat membuat sang bayi mempunyai pertumbuhan rambut yang lebih lebat. Diharapkan, bayi tersebut akan menjadi kuat dan tidak mudah sakit.
Kegiatan ini dilakukan di masjid setempat dan diiringi dengan ngaji kayat. Upacara ini turut dimeriahkan dengan tahlilan dan syukuran khas Lombok.
Baca juga: Konsep Dasar Islam serta Perbedaan antara Sunni dan Syiah
4. Ambengan
Ambengan adalah salah satu perayaan yang dikenali di wilayah Pulau Jawa. Meski mempunyai nama yang berbeda-beda, esensi dari tradisi ini adalah acara makan bersama dalam rangka memperingati hari Isra Miraj.
Dalam bahasa Jawa, ambeng memiliki arti piring. Beberapa makanan yang tersedia dalam ambeng adalah nasi dan lauk, seperti mie goreng, ayam, telur, kentang, dan beberapa jenis makanan lainnya.
Selain untuk merayakan hari raya penting, Ambengan juga merupakan bentuk ucapan syukur kepada Allah SWT atas berkah yang telah diberikan. Maka, acara dibuka dengan pengajian dan dilanjutkan dengan makan bersama.
Baca juga: 9 Tips dan 7 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Tubuh dan Mental
5. Pawai Obor
Masyarakat Bandung mempunyai tradisi untuk memperingati Isra Miraj dengan menyelenggarakan Pawai Obor pada malam hari.
Biasanya, kegiatan ini diramaikan oleh warga Muslim, dari rentang usia muda hingga dewasa, dalam jumlah yang besar dan totalnya bisa mencapai ribuan orang.
Para warga yang mengikuti Pawai Obor akan menyalakan obor pada jam 7 malam. Kemudian, acara dilanjutkan dengan melakukan pawai yang biasa dimulai dari Taman Tegalega. Selama pawai, peserta menyerukan yel-yel untuk saling menyemangati. Setelah menempuh beberapa rute, perjalanan diakhiri di titik akhir tujuan.
Baca juga: Meningkatkan Kualitas Ibadah dan Spiritualitas dalam Islam
6. Nganggung
Di Pulau Bangka, masyarakat Melayu Bangka merayakan Isra Miraj dengan menyelenggarakan Nganggung, atau sering juga disebut Sepintu Sedulang. Nganggung sendiri dapat diterjemahkan menjadi “membawa sesuatu dalam jumlah yang banyak”.
Maka, dalam tradisi ini, masyarakat setempat akan membawa berbagai makanan mulai dari nasi dan lauk, buah-buahan, dan kue-kuean. Uniknya, mereka membawa makanan ini dengan dulang yang akan ditutup menggunakan tudung saji yang sudah dihias oleh warna merah.
Sebagai informasi tambahan, Nganggung tidak hanya dilakukan pada saat Isra Miraj, tetapi juga diadakan pada saat hajat atau niat, perayaan hari besar Islam, ataupun selepas panen sebagai bentuk terima kasih.
Baca juga: Kalender Jawa Februari 2024: Penjelasan, Sistem Penanggalan, dan Weton
Itulah beberapa tradisi perayaan Isra Miraj di Indonesia. Kalau di daerah kamu, perayaannya seperti apa?
Belajar menjadi lebih mudah bersama edufund. Klik gambar di atas dan daftarkan dirimu untuk dapatkan notifikasi artikel terbaru dari edufund.
Komentar