Di hari anti korupsi tentunya kamu ingin lebih mengetahui lagi sebenarnya apa korupsi itu? Kamu pernah bertanya-tanya, enggak, kenapa orang-orang korupsi? Padahal sudah tau kalau korupsi banyak orang yang dirugikan. Daripada kamu terus bertanya-tanya mending langsung aja kamu baca penjelasan korupsi berikut ini! Oh iya, jangan lupa dibaca sampai habis, ya!
Daftar Isi
Apa Itu Korupsi? Memperjelas Lebih Dalam di Hari Anti Korupsi
Korupsi adalah suatu tindakan ketidakjujuran yang dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi yang diberi kepercayaan dalam sebuah jabatan kekuasaan. Biasanya dilakukan untuk memperoleh keuntungan lebih yang tidak adil dan juga menyalahgunakan kekuasaan yang dipunya untuk keuntungan pribadi.
Tentunya korupsi adalah perbuatan kriminal yang dapat merugikan banyak orang. Korupsi melibatkan banyak kegiatan seperti penyuapan, transaksi ganda, dan penggelapan dana. Sayangnya, praktik korupsi sering terjadi di banyak negara. Umumnya, korupsi dilakukan oleh mereka yang mempunyai jabatan.
Tindakan korupsi memiliki konsekuensi keuangan dan sosial untuk semua orang. Ditambah lagi untuk mereka yang tidak ikut campur dengan korupsi seperti bawahan pejabat-pejabat yang berkorupsi, mereka menjadi yang paling rentan mendapatkan dampak. Korupsi selanjutnya dapat membatasi akses mereka ke pendidikan, perawatan kesehatan, dan layanan hukum yang mereka butuhkan.
Kerusakan akibat korupsi berlipat ganda. Ketika dilaporkan, korupsi dapat menyebabkan perhatian dari media yang tentunya akan mengekspos perusahaan atau organisasi tersebut. Ini juga dapat menyerang fondasi demokrasi, meredam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, membengkokkan hukum menciptakan rintangan birokrasi, dan menghambat investasi. Hal ini menyebabkan rusaknya reputasi pihak yang melanggar, karena orang bisa kehilangan kepercayaan pada orang dan organisasi yang bersangkutan.
Lantas, sejak kapan korupsi ada di Indonesia?
Baca juga: Negara Miskin dan Kaya, Mengapa Ada Perbedaan?
Sejarah Korupsi di Indonesia
Akar dari korupsi di Indonesia ternyata sudah ada semenjak zaman kerajaan di Indonesia, lho! Korupsi pada saat itu terjadi karena adanya motif kekuasaan dan keinginan untuk meningkatkan kekayaan pribadi. Kerajaan-kerajaan besar di Indonesia seperti Majapahit, Mataram, Singosari, Demak, dan lain-lain memberikan kita pelajaran bahwa konflik kekuasaan yang disertai dengan motif lain, yaitu memperkaya diri adalah penyebab dari kehancuran kerajaan tersebut.
Sungguh disayangkan bahwa kerajaan-kerajaan besar tersebut harus hancur karena korupsi dan keserakahan pemimpinnya. Bisa dilihat bahwa korupsi dan kekuasaan sangat diagung-agungkan pada zaman kerajaan, seperti ketika kerajaan Singasari yang melakukan perang antar saudara untuk membalas dendam dan saling berebut kekuasaan. Kemudian, terjadi pemberontakan saudara yang terjadi di kerajaan Majapahit yang dikenal dengan Perang Paregreg, tentunya untuk perebutan kekuasaan.
Thomas Stamford Raffles dalam bukunya History of Java menuliskan bahwa bangsawan lokal suka memperbanyak dan menumpuk harta, kemudian mereka juga mempunyai “abdi dalem†orang yang mengabdikan dirinya pada keraton dan raja atau lebih mudahnya dimengerti sebagai suruhan para raja. “Abdi dalem†ini mempunyai sifat yang buruk, tulisnya, karena mereka suka mencari muka dengan bersikap manis kepada raja atau sultan, dan mempunyai sikap yang sangat oportunis.
Seringkali didapatkan “abdi dalem†yang melakukan korupsi dengan cara mengambil upeti (pajak) dari rakyat yang nantinya akan diserahkan kepada demang (lurah). Enggak cuma itu, mereka juga bisa mengambil keuntungan dari harta yang akan diserahkan kepada raja atau sultan. Begitulah awal mula dari budaya korupsi di Indonesia yang akhirnya menjadi “tradisi†turun-temurun, sungguh menyedihkan, bukan?
Baca juga: 5 Tips Mencapai Financial Freedom
Korupsi yang Menyebabkan Kehancuran dari VOC
Selain menjadi penghancur dari kerajaan-kerajaan di nusantara, korupsi juga menjadi penghancur VOC, lho! Perusahaan Hindia Timur Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) ini runtuh karena penguasanya yang melakukan korupsi. Sampai-sampai VOC mendapat julukan Vergaan Onder Corruptie (hancur karena korupsi), waduh, gimana tuh? Makanya kamu jangan sampai korupsi, ya!
Pada Maret 1602, VOC mulai melakukan monopoli atas rempah-rempah di Indonesia. Setelah itu, VOC dengan cepat menyebarkan rentang kekuasaannya di nusantara dengan menargetkan kota-kota dengan pelabuhan seperti Surabaya, Malaka (sekarang Malaysia), dan juga Banten.
Awalnya, VOC tidak ikut campur dalam politik negara Indonesia, namun mereka mulai mengadu domba kerajaan Mataram di Jawa Tengah yang menjadikan Majapahit terpecah menjadi 4 bagian dengan penguasanya yang tunduk kepada VOC. Namun, kekayaan VOC tidak bertahan lebih dari 200 tahun lamanya karena korupsi yang dilakukan oleh aparat-aparatnya.
Jual beli jabatan, praktik suap-menyuap, hingga upeti merupakan jenis-jenis korupsi yang dilakukan pegawai VOC untuk mengumpulkan kekayaan pribadi untuk menduduki posisi yang nyaman. Setelah mendapatkan posisi yang mereka inginkan, para pegawai ini akan mulai menyampingkan pekerjaan “asli†mereka. Korupsi yang terus meningkat dan lazim dilakukan yang menjadi kehancuran dari VOC sendiri. Pada akhirnya, pada tahun 1799, perusahaan dagang yang kaya raya itu dinyatakan bangkrut.
Tahukah kamu? Aset VOC pada kala itu sangatlah besar dan jika dibandingkan dengan kurs saat ini, kekayaan mereka setara dengan gabungan kekayaan dari 20 perusahaan besar di dunia ini seperti Google, Apple, Microsoft, dan lain-lain. Jika diestimasi aset VOC sebesar $7,9 triliun! Wah, kalau di-Rupiahkan berapa totalnya, ya?
Baca juga: Ekonomi Dunia Dihantui Resesi: Rekomendasi Investasi Saat Resesi
Hari Anti Korupsi: Mengingat Hancurnya Kekaisaran karena Korupsi
Jika VOC tidak cukup untuk mengingatkan kengerian dari korupsi, selanjutnya akan membahas negara yang hancur karena korupsi.
Kekaisaran Roma berhasil menguasai kekaisaran besar selama lebih dari 1 milenium atau 1.000 tahun lamanya. Mereka menguasai sebagian besar dari Eropa yang sekarang seperti Spanyol, Itali, Turki, Yunani, hingga bagian Afrika Utara. Salah satu penyebab kehancuran kekaisaran besar ini tidak lain karena adanya korupsi pada pemerintahan dan juga ekonominya.
Kaisar yang buruk karena berbuah dari suapan korupsi menjadi penambah pelemah dari kekaisaran Romawi. Orang kaya membeli dukungan dan memberikan bantuan untuk teman dan posisi kaisar yang ditentukan dengan siapa yang paling banyak memberikan uang. Menyebabkan stabilitas yang kian menurun, hingga menjadikan kekaisaran Romawi terbagi menjadi 2, Barat dan Timur dengan Timur yang berkembang dengan baik sedangkan Barat yang hancur karena krisis ekonomi.
Tidak hanya kekaisaran Romawi saja yang hancur karena korupsi, dinasti Mesir kuno mengalami hal yang sama. Catatan sejarah menunjukkan bukti praktik korupsi pada masa dinasti pertama di kekaisaran Mesir kuno pada 3100-2700 sebelum masehi. Pada saat itu, para pejabat mengambil keuntungan dari rakyatnya yang terjadi pada masa kaisaran Ramses II, Ramses IX dan Ramses XI. Korupsi yang merajalela menyebabkan politik menjadi kacau balau yang memulai kehancuran dari kaisaran tersebut.
Nah, karena sudah mengetahui seramnya praktik korupsi yang bisa menjadi kunci kejatuhan dari suatu kerajaan hingga negara, kamu jangan sampai melakukan hal yang sama, ya! Walau pun dimulai dari hal yang paling kecil, lakukanlah sesuatu dengan jujur. Sebagai penerus bangsa, kita ingin menjadi bangsa yang maju, bukan? Yuk, bersama lawan korupsi, karena kejujuran adalah nomor 1! Selamat hari anti korupsi sedunia, jadikan bangsa kita bangsa yang maju, ya!
Komentar