Setiap tahunnya pada tanggal 14 Agustus diperingati sebagai Hari Pramuka Nasional. Hari peringatan ini adalah momentum dari pertama kalinya Gerakana Pramuka di Indonesia diresmikan. Lantas, mengapa harus tiap tanggal 14 Agustus? Bagaimana sejarah lahirnya Hari Pramuka?
Baca juga: Hari Remaja Internasional 2023: Sejarah, Tema, Kumpulan Ucapan
Daftar Isi
Alasan Hari Pramuka Diperingati Tiap 14 Agustus
Menurut situs resmi Kemdikbud, Gerakan Pramuka pertama kali diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1961.
Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang diketuai oleh Presiden Soekarno, Sultan Hamengkubuwono IX sebagai wakil ketua I, dan Brigjen TNI Dr. A. Azis Saleh sebagai wakil ketua II, bersama-sama meresmikan Gerakan Pramuka Indonesia.
Istilah Pramuka pertama kali diperkenalkan oleh Sultan Hamengkubuwono IX, yang berasal dari kata ‘poromoko’, yang berarti ‘pasukan terdepan dalam perang’. Namun, istilah ini dimanifestasikan menjadi ‘praja muda karana’, yang berarti ‘jiwa muda yang gemar berkarya’.
Kembali ke masa-masa peresmian. Prosesi tersebut ditandai dengan penyerahan panji-panji Pramuka oleh Presiden Soekarno ke tokoh-tokoh Pramuka. Kegiatan penyerahan panji-panji Pramuka yang bertujuan mengenalkan gerakan Pramuka ke pada masyarakat menuai antusiasme yang besar. Terdapat ribuan anggota Pramuka yang menghadiri kegiatan ini.
Peristiwa inilah yang menjadi sejarah lahirnya Pramuka di Indonesia. Hingga saat ini, tiap tahunnya pada tanggal 14 Agustus, diperingati sebagai Hari Lahir Pramuka/ Hari Pramuka Nasional.
Baca juga: Coldplay Siap Mengguncang Jakarta dengan Konser Spektakuler
Sejarah Hari Pramuka
Bukan dari Indonesia, Pramuka berkembang terlebih dahulu di Inggris melalui pembinaan remaja oleh Robert Stephenson Smyth Baden-Powell. Ia memiliki banyak pengalaman yang berpengaruh di Pramuka, seperti mengalahkan kerajaan Zulu di Afrika, mempunyai keterampilan yang memumpuni di bidang berlayar, berenang, berkemah, dan lain-lain.
Pengalaman yang ia lalui tertulis dalam goresan tinta di tumpukan kertas, berjudul ‘Aids to Scouting’. Buku ini menjadi panduan tugas bagi tentara muda Inggris.
Pimpinan Boys Brigade di Inggris meminta Powell melatih anggotanya berdasar pengalaman yang ia punya. Pada tahun 1908, Powell menulis buku lagi yang berisi pengalaman mengenai latihan kepramukaan. Berjudul ‘Scouting for Boy’ dan berhasil meluas di Inggris dan mancanegara, termasuk Indonesia.
Baca juga: Hari Kebangkitan Nasional: Sejarah, Arti, dan Pesan untuk Gen-Z
Sejarah Pramuka di Indonesia
Peresmian Gerakan Pramuka Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukanlah awal dari lahirnya Pramuka di Indonesia, jauh sebelum itu. Terlihat dengan banyaknya gerakan kepanduan di Indonesia sejak sebelum masa kemerdekaan, yaitu pada masa pemerintah Belanda.
Merujuk pada situs Kemdikbud, pada tahun 1912 pemerintah Belanda membawa cabang gerakan kepanduan ke Indonesia yang dikenal dengan ‘Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO)’. Empat tahun berlalu, gerakan tersebut mengganti namanya menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereeniging (NIVP).
Pada tahun yang sama (1916), muncul gerakan kepanduan pertama kali di Indonesia yang diprakarsai oleh Mangkunegara VII di Surakarta, Javaansche Padvinders Organisatie. Sejak saat itu bermunculan pula berbagai gerakan kepanduan lainnya yang dikelola organisasi-organisasi pergerakan nasional.
Pada tahun 1923, mulai terjadi pemersatuan beberapa gerakan kepanduan yang ada saat itu. Mulanya, gerakan kepanduan dalam lingkup nasional ditandai dengan berdirinya Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) di Batavia. Memasuki tahun 1936, kedua gerakan tersebut dijadikan satu, yang disebut Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO).
Seiring berjalannya waktu, INPO semakin populer hingga membuat pemerintah Belanda resah. Akibatnya, mereka melarang seluruh gerakan kepanduan pribumi menggunakan istilah ‘padvinder’. Sejak adanya pelarangan tersebut, K. H. Agus Salim bertindak dengan mengenalkan istilah ‘pandu’ atau ‘kepanduan’ untuk organisasi kepramukaan di Tanah Air.
Organisasi kepanduan di Indonesia yang awalnya berjumlah ratusan, dileburkan menjadi beberapa federasi. Namun, masih ada kelemahan dari beberapa federasi tersebut, hingga dibentuklah Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO).
Baca juga: Hak Konsumen: Sejarah, Tantangan, dan Perlindungan
Sejarah Peresmian Gerakan Pramuka di Indonesia
Pada tahun 1950 – 1960, banyak bermunculan organisasi kepanduan di Indonesia. Kurang lebih terdapat 100 organisasi kepanduan. Kemudian, melebur atau terhimpun ke dalam 3 federasi organisasi, yaitu IPINDO, POPPINDO, dan PKPI. Pada 9 Maret 1961, ada peristiwa di mana Presiden Soekarno memberi amanat kepada para pemimpin pandu di Istana Merdeka.
Presiden Soekarno menyatakan pembubaran semua organisasi kepanduan di Indonesia, dan dileburkan menjadi satu organisasi baru bernama Gerakan Pramuka dengan lambang Tunas Kelapa. Tujuannya agar lebih efektif sebagai komponen dalam pembangunan bangsa. Gerakan Pramuka di Indonesia dianggap sebegitu pentingnya oleh Indonesia, hingga tertulis pada Ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960.
Perihal lambang pramuka, disahkan dalam Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 238 tahun 1961. Pada tanggal 14 Agustus 1961, peristiwa peresmian yang diperkenalkan ke masyarakat berlangsung, setelah Presiden Soekarno menganugerahkan Panji Gerakan Pramuka denggan KEPPRES No. 448 tahun 1961.
Baca juga: Hari Perempuan Internasional: Perjuangan Kesetaraan Gender
Arti Lambang Pramuka
Lambang Pramuka yang diciptakan oleh Pembina Pramuka, Sumardjo Armodipuro pertama kali digunakan pada 14 Agustus 1961, yaitu saat diperkenalkan ke masyarakat.
Semenjak itu, lambang Tunas Kelapa baru digunakan pada benda-benda Pramuka, serperti bendera, papan nama, hingga lencana. Lantas, apa sajakah alasan Tunas Kelapa itu digunakan sebagai lambang Pramuka?
- Tunas kelapa melambangkan tiap anggota Pramuka, yang merupakan tunas bangsa Indonesia
- Tunas bangsa bisa bertahan lama dalam kondisi apa pun. Tunas kelapa melambangkan keharusan bertahan menghadapi segala tantangan untuk mengabdi kepada bangsa Indonesia
- Tunas kelapa dapat tumbuh di mana saja, diharapkan semua anggota Pramuka dapat beradaptasi dengan mudah terhadap sekitar
- Pohon kelapa yang tumbuh tinggi menjulang, menjadi salah satu pohon tertinggi. Tiap anggota Pramuka memiliki cita-cita yang tinggi dan bisa tetap tegak berdiri walau banyak rintangan dan cobaan.
- Akar dari pohon tunas kelapa tumbuh kuat di bawah tanah, artinya semua berpegang pada keyakinan yang kuat untuk menggapai cita-cita.
- Pohon memiliki banyak manfaat, yang melambangkan tiap anggota Pramuka adalah manusia berguna bagi Indonesia
Baca juga: Ternyata Grup Vokal TXT Pada Cerdas dan Berbakat!
Itu dia sejarah hari Pramuka beserta arti dari lambang tunas kelapanya. Jadi, sudahkah kamu ikut merayakan peringatan hari pramuka yang ke-62 ini? Yuk, rayakan bersama Edufund sekarang!
Komentar