Saat ini ada sekitar 196 negara di dunia, dan 25 dari negara tersebut dikenal sebagai negara kaya. Sisanya adalah negara berkembang dan negara miskin. Berbicara soal negara kaya dan negara miskin, mungkin enggak akan pernah selesai. Ada banyak hal yang menarik untuk dibahas. Namun sebenarnya, justru yang kamu perlu tahu bukan sekadar mana negara kaya dan miskin. Tapi, mengapa ada negara kaya dan miskin di dunia ini? Nah, untuk mengetahui jawabannya simak penjelasan berikut ini!
Daftar Isi
Pada Awalnya, Enggak Ada Negara Kaya dan Miskin
Enggak pernah terbayangkan, ada suatu masa ketika negara-negara di dunia enggak mempunyai perbedaan kekayaan yang besar. Inggris atau Prancis enggak mempunyai perbedaan yang jauh dengan Indonesia atau Malaysia.
Rata-rata pendapatan per kapita negara-negara di Asia, Amerika Latin, dan Asia pada tahun 1750 mencapai 830 USD. Sementara negara seperti Jepang, Singapura, atau negara yang kamu anggap maju dan kaya saat ini, memiliki pendapatan per kapita 804 USD.
Namun, menjelang tahun 1990, negara-negara kaya tersebut memperoleh pendapatan per kapita hingga 12 kali lebih besar dari negara-negara di Afrika dan Asia. Dalam kurun kurang dari 200 tahun, muncul perbedaan antara negara kaya dan miskin.
Dari sini muncul pertanyaan, apa yang membuat kenaikan pendapatan bisa mencapai 12 kali lipat? Sementara sebagian besar negara lainnya mengalami kenaikan sebesar itu.
Baca juga: Kenapa Surabaya Disebut Kota Pahlawan?
Sistem Politik dan Ekonomi Negara
Perbedaan pertama dari negara kaya dan miskin adalah sistem politik dan ekonomi yang dijalankannya. Ketika suatu negara bisa membangun sistem yang kuat serta inklusif, maka ia akan tumbuh menjadi negara kaya dan maju.
Sistem politik yang kuat dan inklusif akan menciptakan hukum, keadilan, dan ketertiban yang merata bagi semua warganya. Sedangkan, sistem ekonomi yang kuat dan inklusif akan menciptakan lingkungan bisnis yang memberikan kesamaan hak bagi semua orang. Perihal berbisnis, berinovasi, atau cara lain untuk mengumpulkan uang tanpa takut akan diambil alih oleh penguasa.
Namun sebaliknya, ketika suatu negara memiliki sistem politik dan ekonomi yang eksklusif, atau hanya dikuasai oleh suatu kelompok kecil, negara enggak akan berubah menjadi kaya. Masyarakat enggak memiliki kesempatan untuk menjalankan aktivitas bisnis. Akhirnya hanya golongan kecil saja yang mendapatkan keuntungan.
Selain itu, biasanya kemiskinan identik dengan tindakan kriminal dan pemerintah yang korup. Jika pemerintah sudah kotor dengan berbagai praktik korupsi, pembangunan negara pun akan tersendat. Uang negara enggak sampai dirasakan oleh rakyat. Kesengsaraan pun akan sangat terasa. Apa yang bisa kamu harapkan dari pemerintahan yang korup?
Baca juga: Growth Mindset: Cara Jitu Improve Dirimu
Letak Geografis Negara
Terakhir, hal yang menjadi penyebab terciptanya jurang pemisah antara negara kaya dan miskin adalah letak geografis. Saat ini, dengan kemajuan teknologi transportasi, manusia semakin mudah dalam menjelajahi dunia. Namun, enggak dengan beberapa tahun ke belakang. Ada negara-negara yang memiliki medan cukup sulit. Enggak heran jika medan ini menjadi salah satu penghalang masuknya berbagai akses dan kesempatan.
Misalnya gurun pasir maha luas yang membentang di Afrika, bisa saja menjadi penghalang masuknya pendidikan dan berbagai kemajuan teknologi. Sungai serta hutan yang menutupi suatu negara, bisa menjadi penghalang jalur perdagangan antar negara.
Arus globalisasi turut andil dalam perkembangan dunia seperti saat ini. Namun jika akses untuk masuknya globalisasi itu lambat, tentu kemajuan juga akan diterima dengan lebih lambat.
Membedakan Negara Kaya dan Miskin
Mungkin kamu bisa melihat dengan mudah perbedaan antara negara kaya dan miskin, bahkan tanpa perlu pergi ke semua negara di dunia. Tapi, untuk memastikan penilaian tersebut, enggak ada indikator tunggal. Perlu ada penilaian dalam berbagai aspek.
Misalnya jika memakai penilaian secara ekonomi, ada indeks pendapatan per kapita yang bisa menjadi alat pengukuran. Semakin tinggi pendapatan per kapita suatu negara, maka negara tersebut semakin kaya dan stabil perekonomiannya. Pendapatan per kapita inilah yang menentukan pendapatan individu dalam satu tahun di suatu negara. Pendapatan yang tinggi tentu sejalan dengan produktivitas yang tinggi.
Selain itu, perhitungan negara kaya dan negara miskin enggak ditentukan oleh luas wilayah negaranya. Contoh yang cukup jelas kamu temukan di negara tetangga, Singapura. Negara yang begitu kecil itu justru menjadi negara yang paling kaya dan maju di Asia Tenggara.
Negara kaya sering kali menjadi tujuan banyak orang untuk tinggal dan bekerja. Semua orang percaya bahwa kesejahteraan akan didapatkan jika bekerja di negara kaya. Kesempatan kerja yang ada biasanya lebih besar. Enggak lupa, pandangan hidup warga negaranya pun lebih positif dan maju.
Itulah beberapa informasi terkait adanya negara kaya dan miskin. Kamu enggak pernah bisa memilih lahir dan menjadi warga negara mana. Tapi, barangkali kamu bisa turut menentukan seperti apa wajah negara di masa mendatang. Menjadi negara kaya atau miskin?
Menjadi Manusia yang Berkualitas
Maka dari itu, untuk dapat membantu negara menjadi kaya dan makmur, sebagai warga negara yang baik harus menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Memakmurkan negara, artinya juga membuat negara menjadi maju. Tentunya kita semua menginginkan negara kita menjadi negara yang tergolong maju bukan?
Baca juga: Ini A-Z yang Perlu Diketahui Jika Ingin Berkarier di Perusahaan Google!
Lantas, bagaimana menjadi manusia yang berkualitas sebagai sumber daya negara?
- Memegang prinsip pada Pancasila
- Mematuhi Undang-undang Dasar 1945
- Mendalami minat dan bakat untuk kepentingan diri sendiri, agama, keluarga, dan negara.
Mengenai poin 1 dan 2 hampir semua warga negara Indonesia sudah menerapkannya, namun poin ke 3 kerap dilupakan. Sebagian besar dari kamu mungkin bingung bagaimana cara mendalaminya.
Pada dasarnya, cara mendalami minat dan bakat itu sangatlah mudah, kamu cukup belajar dengan giat, apapun institusinya. Entah itu sekolah, perguruan tinggi, seminar, maupun kursus. Namun, apa daya, nggak jarang pula poin ke 3 dikesampingkan karena masalah ekonomi, sehingga harus mendahulukan kebutuhannya dibanding mempelajari minat dan bakat.
“Setiap masalah pasti ada solusinya, kalau enggak ada solusinya, berarti bukan masalah. Jadi, enggak perlu dipermasalahkanâ€
Edufund hadir menjadi solusi untuk kamu yang butuh dana bantuan mengikuti berbagai macam metode pembelajaran. Contohnya, apabila kamu mengalami kendala membayar SPP sekolah, cukup ajukan di Edufund untuk mendapatkan bantuan dana. Yuk, pelajari lebih lanjut mengenai bantuan ini dengan meng-klik gambar di bawah ini.
Komentar