Setelah sebelumnya merilis trailer serial dokumenter terbarunya, Queen Cleopatra, Netflix dibanjiri banyak kecaman dan kritik karena dinilai tidak sesuai dengan sejarah. Petisi mengenai pemberhentian serial ini bahkan sudah ditanda tangani oleh lebih dari 60.000 orang. Selain itu, diskursus mengenai serial ini ramai dibicarakan di media sosial.
Daftar Isi
Sinopsis Serial Queen Cleopatra
Serial yang diproduseri oleh Jada Pinkett Smith ini akan mengeksplorasi kehidupan Ratu Cleopatra pada saat masa kejayaannya. Selain dikenal akan kecantikan wajahnya, serial ini akan berfokus pada kecerdasan Ratu yang disegani, kuat, dan mahir berpolitik.
Dalam cuplikan trailernya, banyak dari mereka yang ingin merebut kekuasaan dan otoritas yang dimiliki oleh Ratu Cleopatra, akan tetapi sang Ratu digambarkan sebagai sosok yang gigih dan rela berkorban demi menjaga keutuhan negara yang dicintainya, serta memiliki perjalanan kehidupan yang jauh dari kemudahan semasa memimpin negaranya.
Menampilkan Adele James sebagai Ratu Cleopatra, serta peran pendukung lainnya seperti John Patridge (Julius Caesar), Craig Russell (Mark Antony), dan Michael Greco (Pothinus), Queen Cleopatra memiliki empat episode dalam musim pertamanya.
Mengenal Sang Ratu
Cleopatra VII Philopator adalah penguasa Mesir dan ratu terakhir dinasti Ptolemeus yang berkuasa dari 51 SM hingga 30 SM. Selain sebagai penguasa Mesir terakhir, Ratu ini juga dikenal karena parasnya yang rupawan dan hubungan asmaranya dengan panglima perang Romawi, Julius Caesar dan Mark Antony.
Lahir pada 69 – 68 SM, Cleopatra muda naik takhta sebagai pemimpin menggantikan ayahnya, Ptolemy XII, yang meninggal pada 51 SM. Usianya saat itu baru beranjak 18 tahun. Bersama dengan saudaranya, Ptolemy XIII, yang saat itu masih berusia 10 tahun, Cleopatra muda ditunjuk sebagai wakil bupati.
Masa Kepemimpinan
Di masa kepemimpinannya, Ratu Cleopatra dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas dan cerdik. Berkat kecerdasannya itu, ia mampu membawa kemakmuran serta perdamaian ke negara yang bangkrut dan terpecah karena adanya perang saudara. Kecantikannya juga membuat Ratu ini semakin dikenal oleh khalayak banyak, di mana saat itu tidak banyak pemimpin perempuan yang berkuasa.
Pada tahun 48 SM, Mesir terlibat dalam konflik yang terjadi di Roma antara panglima perang Julius Caesar dan Pompey. Pompey melarikan diri ke ke ibukota Mesir, Alexandria yang diikuti oleh Julius Caesar. Atas perintah Ptolemy XIII, Pompey dibunuh di Alexandria. Semenjak kedatangannya ke Alexandria, Julius Caesar dan Cleopatra semakin dekat dan menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Selama masa itu, Cleopatra yang sebelumnya diasingkan oleh saudaranya, diangkat kembali menjadi ratu dengan dukungan militer romawi. Ptolemy XIII terbunuh dalam pertempuran tak lama diangkatnya menjadi Ratu.
Pada tahun 47 SM, hubungan antara Ratu Cleopatra dan Julius Caesar menghasilkan seorang putra, Caesarion, walaupun Julius Caesar tidak pernah mengakuinya secara terbuka. Ratu ini mengikuti Julius Caesar ke Roma karena tugasnya sebagai panglima perang Romawi. Pembunuhan yang terjadi pada Julius Caesar di tahun 44 SM membuat Ratu ini kembali lagi ke Mesir. Ratu ini juga mengangkat putranya sebagai wakil bupati menggantikan Ptolemy XIV yang meninggal secara misterius pada sekitar waktu itu.
Akhir Hidup Sang Ratu
Pada tahun 41 SM, terjadi perselisihan mengenai suksesi kepemimpinan Romawi antara putra angkat Julius Caesar, Octavian, dan Mark Antony. Akibat dari perselisihan tersebut, Mark Antony memulai aliansi politik dan hubungan romantis dengan Ratu Cleopatra, di mana mereka memiliki dua orang putra dan seorang putri.
Guna mengalahkan Octavian, Mark Antony dan Ratu Cleopatra menggabungkan pasukan mereka untuk melawan pasukan Octavian dalam pertempuran besar yang terjadi di pantai Barat Yunani, tepatnya di Actium. Kemenangan berpihak pada Octavian yang menyebabkan Mark Antony dan Ratu Cleopatra kembali melarikan diri ke Mesir. Octavian mengejar mereka dan dalam pengejarannya, Octavian berhasil menaklukan Alexandria. Buah kekalahan tersebut mendorong Mark Antony dan Ratu Cleopatra untuk mengakhiri hidup mereka pada 12 Agustus 30 SM.
Kontroversi Distorsi Sejarah
Serial dokumenter ini dipenuhi berbagai macam reaksi sejak awal kemunculan trailernya. Banyak warganet yang mengecam serial ini lantaran dianggap tidak sesuai sejarah. Salah satu bentuk ketidaksesuaian sejarah yang ditunjukkan pada serial ini ialah pada penggambaran fisik sang Ratu yang dianggap melakukan blackwashing.
Sebagai produser, Jada Pinkett Smith dalam wawancaranya mengatasnamakan Ratu Cleopatra sebagai “black queen”. Dalam trailer juga disisipkan cuplikan yang mengatakan “Saya tidak peduli apa yang mereka ajarkan di sekolah, Cleopatra adalah orang kulit hitam” dalam trailer yang dirilis beberapa waktu lalu tersebut. Hal ini menimbulkan diskursus rasial di media sosial dan petisi pemberhentian serial tersebut sebagai bentuk protes tidak setuju.
Melansir beberapa penelitian yang ada, Ratu Cleopatra diyakini sebagai keturunan Makedonia Yunani. Ketidakakuratan penggambaran fisik Ratu Cleopatra sebagai orang kulit hitam dipandang negatif. Mayoritas suara menganggapnya sebagai propaganda “Afrosetris” yang menegaskan pandangan bahwa penguasa Mesir kuno berkulit hitam dan tidak memiliki hubungan dengan orang Mesir modern. Banyak dari warganet menganggap hal ini sebagai penghapusan sejarah dan budaya Mesir, serta pengasingan orang Mesir modern dari warisan dan sejarah mereka.
Konsep “Afrosentrisme” mungkin masih belum awam terdengar, akan tetapi keyakinan ini sudah lama ada dan dipopulerkan oleh beberapa pemimpin Afrika-Amerika seperti Louis Farrakhan. Secara singkat, Afrosentrisme merupakan reaksi terhadap praktik rasis dan perbudakan yang tidak manusiawi selama berabad-abad yang dirasakan oleh orang kulit hitam di seluruh dunia.
Kendati demikian, serial “Queen Cleopatra” dijadwalkan akan tayang di Netflix pada tanggal 10 Mei 2023 mendatang dalam bentuk empat episode.
Komentar