Universitas Indonesia atau yang biasa disingkat UI adalah salah satu dari perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Bahkan menjajaki posisi ke 248 di skala dunia sampai saat artikel ini ditulis. Namun, dari kehebatan UI itu sendiri ternyata menyimpan fakta-fakta yang jarang diketahui orang. Dalam artikel ini, kamu akan mengetahui fakta-fakta tersebut. Simak terus uraian di bawah ini, ya!
Universitas Indonesia terletak di Depok, Jawa Barat, tepatnya di perbatasan antara Depok dan Jakarta Selatan. Selain itu, juga terdapat di Salemba, Jakarta Pusat. UI merupakan institusi pendidikan tertua di Indonesia, yang dahulu juga termasuk ITB, IPB, Unair, Unhas, dan UNJ, hingga mereka memisahkan diri.
Tak heran kualitasnya begitu baik, hingga memikat para siswa untuk menjadi mahasiswa beralmamater kuning ini. Namun, bagaimana, sih, UI bisa terbentuk pada awalnya?
Baca juga: Tips Beradaptasi dengan Cepat di Kampus
Daftar Isi
- Sejarah Universitas Indonesia
- Fakta Tentang Universitas Indonesia yang Jarang Diketahui
- 1. Mata kuliah MPKT
- 2. Masa Orientasi Mahasiswa yang Lama
- 3. Pendiri Universitas Indonesia Penerima Nobel
- 4. Bikun Merah dan Biru
- 5. Banyak Orang Asing di Fakultas Ilmu Budaya
- 6. Enggak ada istilah cuci nilai
- 7. Jembatan Aborsi
- 8. Sepeda Kuning
- 9. Kebun apel di Perpustakaan Universitas Indonesia
- 10. Nama Lokasi dan Kawasan yang Unik
Sejarah Universitas Indonesia
Universitas Indonesia terbentuk sejak pemerintahan kolonial Belanda, yaitu Sekolah Ilmu Kesehatan dan Vaksin pada tanggal 2 Januari 1849. Institusi ini bertujuan menghasilkan asisten dokter. Lama studinya hanya 2 tahun, dan akan mendapatkan gelar Dokter Jawa. Hingga pada tahun 1864, program pendidikan bertambah menjadi 3 tahun, barulah kemudian memasuki tahun 1875 menjadi 7 tahun lama studi. Gelar yang didapatkan pun berubah menjadi Dokter Medis.
Pada tahun 1898, pemerintah kolonial mendirikan STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). Alumni dari STOVIA sangat berperan penting pada pergerakan kemerdekaan. Pada tahun 1927, berganti nama menjadi GHS (Geneeskundige Hogeschool). Gedung Fakultas Kedokteran UI yang saat ini digunakan merupakan tempat yang juga digunakan GHS untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kedokteran. Tak hanya itu, banyak alumni GHS yang berperan pada pendirian UI.
Pada tahun 1924, berdiri sebuah Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta, bernama RHS (Rechtshogeschool te Batavia). Sekolah ini merupakan cikal-bakal berdirinya Fakultas Hukum di Universitas Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945, berdiri sebuah Badan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (BPTRI), tepatnya pada 19 Agustus 1945 di Jakarta. Namun, tentara kolonial Belanda berhasil kembali menguasai Jakarta pada akhir tahun 1945. Terpaksa BPTRI harus dipindahkan ke Klaten, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang.
Tepat tanggal 21 Juni 1946, NICA mendirikan Nood Universiteit atau Universitas Sementara di Jakarta. Setelah berjalan lebih dari satu tahun, tepatnya 21 Maret 1947, berganti nama menjadi Universiteit van Indonesie (UVI).
Singkat cerita, Indonesia berhasil menguasai kembali Jakarta, sehingga BPTRI kembali ke Jakarta dan menggabungkannya dengan UVI, menjadi Universiteit Indonesia (UI). Hingga pada 2 Februari 1950, UI secara resmi memulai kegiatannya.
Nah, begitu panjang perjuangan UI hingga sampai sekarang ini. Tak heran kualitasnya nggak perlu diragukan lagi. Namun, apa saja, sih, fakta-fakta yang jarang diketahui orang-orang?
Baca juga: Istilah Perkuliahan yang Kamu Harus Tau!
Fakta Tentang Universitas Indonesia yang Jarang Diketahui
Dibalik kehebatan UI ternyata menyimpan fakta-fakta yang mencengangkan. Mulai dari mata kuliah yang bobot SKS-nya berat hingga nama lokasi dan kawasan di daerah UI yang unik-unik.
Penasaran apa saja? Cekidot!
1. Mata kuliah MPKT
Kehebatan UI menghasilkan alumni yang sangat pandai pada bidangnya masing-masing erat kaitannya dengan kurikulum yang tepat. Salah satunya adalah mata kuliah MPKT-A dan B. Bobot dari kedua mata kuliah sebesar 6 sks masing-masingnya, sama seperti Tugas Akhir.
Banyak dari mahasiswa/i UI yang mengandalkan mata kuliah ini untuk mendongkrak IPK mereka. Namun, bisa menjadi bumerang apabila mendapatkan nilai yang buruk pada mata kuliah ini.
2. Masa Orientasi Mahasiswa yang Lama
Orientasi mahasiswa yang menjadi ajang bagi para mahasiswa baru untuk lebih mengenal kampus, kakak tingkat, dan mahasiswa lainnya. Pada kegiatan yang bersifat wajib ini menuntut untuk para mahasiswa aktif bekerja sama dalam tim.
Kegiatan orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) di UI kurang lebih berlangsung 1 bulan lamanya. Hal tersebut belum termasuk masa orientasi fakultas dan jurusan. Bahkan, beberapa jurusan menetapkan ospek selama satu semester.
3. Pendiri Universitas Indonesia Penerima Nobel
Kepala STOVIA pertama, Christiaan Eijkman, menjabat pada akhir dekade 1880-an. Beberapa tahun masa jabatannya, ia kembali ke asalnya, yaitu Belanda, di tahun 1896.
Saat berada di tanah kelahirannya, Christiaan Eijkman melakukan riset bersama Sir Frederick Hopkins pada tahun 1929. Hingga ia berhasil meraih Nobel di bidang kesehatan tentang penyakit beri-beri dan diet yang buruk, yang mana menuntunnya menemukan vitamin.
4. Bikun Merah dan Biru
Jauh dari masa berdirinya UI, saat ini kampus yang beralmamater kuning ini memiliki transportasi umum yang berada di kawasan kampus, yaitu Bis Kuning (Bikun). Namun, tahukah kamu bahwa Bikun pun ada yang merah dan biru, lho!
Hal yang membedakan dari Bikun merah dan biru adalah rutenya.
Bikun merah tersedia mulai dari asrama – Stasiun UI – Fakultas Hukum – Balairung – Fakultas Kesehatan Masyarakat – Rumpun Ilmu Kesehatan – Vokasi – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam – Fakultas Teknik – Fakultas Ilmu Budaya – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik – Stasiun UI – asrama
Sedangkan, Bikun biru tersedia mulai dari asrama – Stasiun UI – Fakultas Psikologi – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik – Fakultas Ilmu Budaya – Fakultas Teknik – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam – Vokasi – Rumpun Ilmu Kesehatan – Fakultas Kesehatan Masyarakat – Balairung – Fakultas Hukum – Stasiun UI – asrama
Bikun sendiri beroperasi mulai dari pukul 5 hingga 10 malam. Jadi, pastikan kamu jangan sampai terlambat atau salah naik, ya!
5. Banyak Orang Asing di Fakultas Ilmu Budaya
Keberagaman manusia terlihat jelas di Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Mulai dari Asia, Eropa, Amerika, dan Afrika. Mereka bukan hanya sekadar mahasiswa pertukaran pelajar, melainkan juga ekspatriat yang belajar bahasa dan budaya di Indonesia.
Banyaknya orang asing di FIB juga membantu mahasiswa/i FIB belajar bahasa asing atau bahkan sebaliknya. Tak hanya itu, para mahasiswa Sastra Indonesia juga kerap menambah uang jajan dari menjadi guru privat untuk para warga asing yang ingin belajar Bahasa Indonesia.
6. Enggak ada istilah cuci nilai
Cuci nilai adalah istilah yang kerap dilakukan mahasiswa jika ingin memperbaiki nilai. Konsep seperti ini umum digunakan saat masa sekolah, dikenal dengan remedial.
Banyak institusi pendidikan yang menyediakan kesempatan ini untuk para mahasiswa yang ingin memperbaiki nilai. Namun, beda halnya dengan UI. Kampus ini enggak menyediakan cuci nilai. Lantas, apabila kamu nggak puas dengan nilainya, atau bahkan nggak lulus, kamu harus mengulang mata kuliah tersebut tahun depan. Nah, jika kamu masih tetap nggak lulus, terpaksa harus mengundurkan diri.
7. Jembatan Aborsi
Eits, jangan salah paham dulu. Aborsi yang di sini bukan dalam arti yang sebenarnya, ya. Jadi, di UI pada tahun 2015 dibangun jembatan penyeberangan orang yang menyatukan Stasiun UI ke Jalan Sawo. Jembatan Aborsi (Jabor) memiliki anak tangga yang banyak dan tinggi. Hingga para mahasiswa bercanda, jika ibu hamil ingin melakukan aborsi, cukup naik dan turun tangga di sini.
8. Sepeda Kuning
Demi mengusung kampus yang ramah lingkungan, UI memfasilitasi para mahasiswanya dengan sepeda gratis berwarna kuning yang shelter-nya tersedia di seluruh fakultas dan hampir tiap tempat penting di UI.
Cara peminjamannya cukup mudah, hanya dengan menunjukan KTM kepada petugas yang ada dan kembalikannya ke shelter terdekat. Kamu bisa menggunakannya dari pukul 7.30 hingga 17.00.
9. Kebun apel di Perpustakaan Universitas Indonesia
Perpustakaan UI yang fenomenal ternyata memiliki kebun apel di dalamnya. Namun, bukan kebun apel sungguhan. Perpustakaan UI menyediakan banyak Macbook untuk para mahasiswa gunakan di dalam perpustakaan. Akses untuk menggunakannya sepenuhnya gratis. Kamu bisa gunakan untuk mengerjakan tugas, mengakses jurnal internasional, stream film, dan lain-lain.
10. Nama Lokasi dan Kawasan yang Unik
Banyak singkatan yang nggak biasa di UI, berikut daftarnya:
- Kantek = kantin Fakultas Teknik.
- Takor = Taman Korea. Takor merupakan kantin dari Fisip yang merupakan sumbangan dari perusahaan asal Korea.
- Kansas = kantin sastra. Berlokasi di FIB, sebelumnya Fakultas Sastra.
- Kancil = kantin cikologi, alias kantin Fakultas Psikologi.
- KaFe = kantin Fakultas Ekonomi.
- Kutek = Kukusan teknik. Daerah kukusan yang dekat dengan Fakultas Teknik.
- Kukel = Kukusan kelurahan. Daerah kukusan yang terdapat kantor Kelurahan Kukusan.
- Pocin = daerah Stasiun Pondok Cina.
- Mares = Margonda Residence. Apartemen yang banyak dihuni oleh mahasiswa/i UI.
- Tamel = Taman Melati. Apartemen yang banyak dihuni oleh mahasiswa/i UI.
- Barel = balik rel. Jalan atau gang yang paralel dengan lajur kereta dari Stasiun UI ke Pocin.
Edufriends, sekarang kamu sudah tau fakta-fakta mencengangkan dari Universitas Indonesia. Kamu tertarik untuk masuk dan menjadi bagian dari Universitas Indonesia? Yuk, persiapkan dirimu dengan matang untuk bisa masuk ke kampus impian.
Baca juga: Organisasi Mahasiswa Itu Penting, Enggak, Sih?
Perihal biaya pendidikan kamu nggak perlu risau, sekarang ada EduCollege yang siap membantu mendanai kuliah di UI. Cukup klik gambar di bawah ini dan dapatkan dananya.
Komentar